Sabtu, 16 Agustus 2025

Tanpa Sosialisasi, Nelayan Keluhkan Aktivitas Pemotongan Kapal di Perairan Pulorida Merak Cilegon

Penampakan kapal yang dilakukan pemotongan di Perairan Sekitat Pulorida Merak. (Foto: tangkapan layar video)

CILEGON, BabeBanten - Nelayan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, mengeluhkan aktivitas pemotongan kapal di di Perairan Pulorida. Mereka mengaku terganggu karena sejak adanya pemotongan kapal itu membuat alur lalu lintas perahu nelayan menjadi sempit. 

Tidak hanya itu, dampak yang paling nyata dirasakan oleh masyarakat nelayan adalah hasil tangkapan mereka menjadi berkurang sejak adanya aktivitas pemotongan kapal tersebut. 

"Kita merasa terganggu, karena lokasi (pemotongan kapal) itu tempat kita nyari umpan, nyari cumi untuk umpan mancing. Terganggunya gini, apabila kalau ada kapal bawa tongkang masuk mau nyandar situ, ya otomatis jalannya sempit pak dan mengganggu ke nelayan," kata Sekretaris Rukun Nelayan Kelapa Tujuh, Ade Supriadi saat dikonfirmasi, Jumat (15/8/2025). 

Dijelaskan Ade, aktivitas pemotongan bangkai kapal itu sudah berlangsung sekitar satu minggu belakangan dan tidak ada sosialisi kepada masyarakat nelayan. 

"Tidak pernah sama sekali ada sosialisasi bahwa akan ada pemotongan kapal di situ. Tahunya tiba - tiba sudah ada pemotongan kapal, jelas kira merasa dirugikan," ungkapnya. 

Ade juga mengaku tidak mengetahui apa nama kapal dan perusahaan yang melakukan memotong kapal yang sudah berlangsung sekitar satu minggu tersebut. 

"Nama kapalnya sudah enggak keliatan lagi, kemungkinan sudah kepotong. Yang jelas kegiatan pemotongan kapal ini sekitar satu mingguan, " ujarnya. 

Keluhan senada juga disampaikan nelayan Suralaya, Rahmad. Ia mengatakan, kondisi tersebut sangat rawan terjadinya kecelakaan karena keberadaan kapal tanpa penerangan. 

Nelayana berharap, pemotongan kapal yang dilaksanakan bukan pada tempatnya itu bisa menjadi atensi instansi terkait. Apalgi posisi kapal yang dipotong hanya berjarak kurang dari satu mill dari Ditpolaorud Polda Banten. 

Rahmad juga meminta kepada pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten, melakukan tindakan terkait keberadaan dan aktivitas pemotongan bangkai kapal tersebut. 

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai keluhan nelayan ini. (Arie/red)