Rabu, 10 Desember 2025

Antisipasi Puncak Musim Hujan, Ini Langkah Mitigasi Sejak Dini Pemkot Cilegon

CILEGON, BabeBanten - Pemerintah Kota Cilegon menggelar rapat kordinasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II Banten yang berlangsung di Ruang Rapat Walikota Cilegon, Senin (1/12/ 2025. Rapat tersebut membahas terkait identifikasi potensi bencana serta strategi mitigasi menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi meningkat dalam beberapa pekan ke depan.

Walikota Cilegon Robinsar menyampaikan bahwa BMKG telah memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari. Kondisi tersebut menurutnya harus menjadi perhatian serius bagi seluruh unsur instansi pemerintah maupun masyarakat.

Robinsar menjelaskan bahwa meskipun kondisi Kota Cilegon saat ini masih tergolong normal dengan intensitas hujan yang relatif stabil, langkah antisipatif tetap harus dipersiapkan sejak awal. Ia menegaskan upaya pencegahan tidak boleh dilakukan ketika bencana sudah terjadi.

“Puncak musim hujan diprediksi berlangsung pada Januari, karena itu seluruh kesiapan harus dimaksimalkan mulai sekarang. Jangan menunggu air datang baru bergerak,"ungkapnya.

Robinsar juga menghimbau seluruh masyarakat Kota Cilegon untuk tetap waspada serta menjaga kebersihan lingkungan, khususnya memastikan saluran air dan drainase tidak dalam kondisi tersumbat. Ia menegaskan bahwa persoalan banjir tidak semata-mata disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tetapi juga karena saluran air yang tidak berfungsi dengan baik.

"Saya minta kepada RT, RW, dan lurah untuk turun langsung melakukan kerja bakti bersama atau gotong royong dengan masyarakat, mana yang sekiranya bisa dilakukan dengan masyarakat, lakukan, seperti selokan yang mampet dan lainnya," imbuhnya. 

Sementara itu, Kepala BMKG Wilayah II Hartanto menyampaikan bahwa Kota Cilegon saat ini telah resmi memasuki musim penghujan. Ia menjelaskan wilayah Cilegon menjadi salah satu daerah yang mengalami pergeseran awal musim hujan dibandingkan daerah lain di Provinsi Banten. "Wilayah Kota Cilegon akan mencapai puncak musim hujan pada Januari 2026,” katanya. 

Hartanto menegaskan jika kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama, khusunya Pemerintah dan masyarakat. "Saya berharap masyarakat dapat memahami informasi yang kami sampaikan dan bersiap dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mungkin akan datang,” jelasnya. 

Hartanto juga mengimbau agar masyarakat dapat memperhatikan setiap peringatan dini yang dikeluarkan BMKG. Ia menekankan bahwa masyarakat harus mengetahui langkah yang perlu dilakukan ketika peringatan dini disampaikan. Dikatakan Hartanto, informasi cuaca dan peringatan dini telah rutin disampaikan melalui kanal resmi BMKG. “Informasi sudah kami sebar secara berkala agar dapat dipahami dan direspons oleh masyarakat,” katanya.

Selain banjir, Hartanto juga menyoroti potensi terjadinya gempa bumi di wilayah Kota Cilegon yang harus diantisipasi. Ia menyebutkan bahwa Cilegon berada dalam zona yang berpotensi terdampak aktivitas gempa di sekitar Selat Sunda. “BMKG tidak hanya menangani cuaca, tetapi juga memantau potensi kegempaan yang terjadi. Wilayah Cilegon merupakan daerah yang berpotensi terdampak jika terjadi gempa aktif di sekitar Selat Sunda,” pungkasnya. (Arie/red)