Bersama PT Krakatau Posco, Pemkot Cilegon Luncurkan Program Bahasa Korea

Walikota Robinsar bersama para pejabat Pemkot Cilegon foto bersama dengan jajaran manajemen PT Krakatau Posco. (Foto: Istimewa)

CILEGON - Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Pemerintah Kota Cilegon bersama PT Krakatau Posco menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Program Bahasa Korea yang diinisiasi oleh PT Krakatau Posco melalui organisasi nirlaba Posco 1% Foundation. 

Program ini merupakan bagian dari komitmen PT Krakatau Posco dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) khususnya dalam sektor pendidikan dan peningkatan kompetensi masyarakat. Program tersebut diperuntukan bagi masyarakat Kota Cilegon yang ingin bekerja di Korea maupun yang ingin mempelajari budaya dan bahasa Korea.

Walikota Cilegon Robinsar menyampaikan apresiasi kepada PT Krakatau Posco yang telah menunjukkan kepedulian besar terhadap peningkatan kualitas SDM di Kota Cilegon. Ia menilai, PT Krakatau Posco sangat aktif dan masif dalam melaksanakan program - program CSR yang berdampak langsung kepada masyarakat.

“kami sangat mengapresiasi langkah Krakatau Posco yang telah menghadirkan program bahasa ini sebagai bentuk perhatian terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Saya ingin agar program ini bisa terus ditingkatkan dari segi kuota maupun kualitasnya,” ungkapnya. 

Robinsar menambahkan, pada tahun ini program tersebut menyediakan kuota bagi 40 pencari kerja yang berminat ke Korea. Ia berharap jumlah tersebut bisa ditingkatkan menjadi 100 orang agar semakin banyak warga Cilegon yang memperoleh kesempatan untuk bekerja di korea.

“Bahasa adalah kunci utama. Ketika kita bisa berkomunikasi dengan baik, kita akan mampu beradaptasi di lingkungan industri, apalagi di Cilegon yang banyak terdapat industri asing,” ujarnya. 

Sementara itu, Presiden Direktur PT Krakatau Posco, Mr. Jung Bum-Su mengatakan bahwa Program Bahasa Korea bertujuan untuk meningkatkan daya saing global masyarakat Cilegon sekaligus mempererat hubungan antara Indonesia dan Korea. Ia menegaskan jika program tersebut terbuka untuk umum, tidak terbatas hanya untuk calon pekerja migran.

“Kami ingin menciptakan wadah pembelajaran yang inklusif bagi siapa pun yang tertarik dengan bahasa dan budaya Korea. Kami harap program ini bisa berdampak baik bagi masyarakat Cilegon khusunya dalam hal dunia kerja,” jelasnya. 

Mr Jung juga menyampaikan bahwa Krakatau Posco akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Kota Cilegon untuk memastikan program dapat berjalan dengan baik. Ia menyebutkan Penandatanganan MoU ini sebagai langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Cilegon.

"Kedepannya kami akan memperluas jangakuan program ini agar semakin banyak masyarakt yang dapat merasakan manfaatnya dan kami sangat mengapresiasi kepada Pemerintah Kota Cilegon atas dukungan penuh terhadap program bahasa korea ini," tuturnya. 

Pada kesempatan yang sama, Public Relation Department Head PT Krakatau Posco Eka Manti Saputra mengatakan bahwa program ini akan dilaksanakan selama tiga tahun, dimulai dari Mei 2025 hingga Desember 2027. Eka menjelasakan bahwa pada dua bulan pertama tahun 2025 akan menjadi masa persiapan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan kelas bahasa mulai Agustus hingga Desember 2025.

“Program ini akan berlangsung selama lima semester satu semester di tahun ini, dua semester di tahun 2026, dan dua semester di tahun 2027. Nanti para peserta akan diseleksi melalui Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon jadi bukan langsung melalui kami," terangnya. 

Dikatakan Eka, Program Bahasa Korea ini memiliki dua kurikulum, yaitu kurikulum EPS-TOPIK untuk para pencari kerja ke Korea yang merupakan tes kemampuan bahasa Korea sebagai salah satu syarat bagi tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Korea serta kurikulum umum yang diperuntukan bagi pelajar, ASN dan masyarakat umum.

"Di setiap semester kita sediakan 40 peserta untuk kurikulum EPS-TOPIK dan 60 peserta untuk kelas umum. Jadi total jumlah peserta yang terlibat dalam program ini setiap semesternya mencapai 100 orang," pungkasnya.

Sebagai informasi, Program bahasa korea ini merupakan bagian dari inisiatif sosial yang didanai penuh oleh POSCO 1% Foundation serta sebagai cerminan nyata dari sinergi strategis antara industri, pemerintah daerah dan lembaga sosial yang memiliki komitmen bersama dalam membangun sumber daya manusia lokal.

POSCO 1% Foundation sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didanai dari donasi sukarela sebesar 1% dari gaji karyawan Grup POSCO dan perusahaan mitranya, yang kemudian dilipatgandakan melalui kontribusi perusahaan. Sejak berdiri pada tahun 2013, organisasi tersebut telah menjalankan berbagai kegiatan sosial di bidang pendidikan, dukungan bagi penyandang disabilitas, hingga pemberdayaan sosial dan budaya yang mengedepankan keberagaman dan nilai-nilai multikulturalisme. (Arie/red)