BANTEN - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) memastikan proyek proyek perluasan kapasitas setrum 1.000 megawatt (MW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 & 10 akan beroperasi komersial atau tanggal operasi komersial (COD) pada Juni 2025.
Rencana operasi komersial itu menjadi bagian dari peningkatan kapasitas pembangkit saat ini di level 1.000 MW menuju level 2.000 MW.
Sedangkan pembangkit listrik di Cilegon yang menjadi bagian dari proyek 35.000 MW telah melewati proses commissioning.
“Terkait dengan kesiapan pembangkit listrik, unit PLTU Jawa 9 dan 10 sudah laik operasi dan sedang proses administrasi terkait dengan operasi komersial,” kata Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN IP Bernardus Sudarmanta saat dimintai konfirmasi, dikutip Sabtu (10/5/2025).
Bernardus berharap kedua unit PLTU itu bisa beroperasi maksimal sampai 2.000 MW setelah COD nantinya. Dengan demikian, kata dia, dua unit PLTU hasil ekspansi itu dapat memperkuat keseluruhan pasokan listrik di sistem Jawa dan Bali.
Berbasis Batu Bara
Di sisi lain, Bernardus berspekulasi, pengoperasian dua unit PLTU dengan kapasitas 2.000 MW nantinya akan memutuhkan 6 juta ton sampai dengan 7 juta ton batu bara setiap tahunnya.
“Batu bara masih mendominasi perkiraan kebutuhan 6 juta ton sampai dengan 7 juta ton setiap tahunnya,” tuturnya.
Hanya saja, dia belum dapat memastikan ihwal porsi penggunaan amonia hijau yang awalnya diharapkan bisa sebagai bahan bakar pendamping atau co-firing untuk batu bara tersebut.
“Untuk amonia, saya belum tahu karena tergantung pada aspek ketersediaan dan juga aspek komersial,” tuturnya.
Dua unit pembangkit ini mengadopsi teknologi steam turbin generator buatan OECD berkapasitas 2x1000 MW, serta Ultra-Super Critical (USC) Boiler generasi terbaru dilengkapi dengan Selective Catalytic Reduction (SCR).
Teknologi ini dipadukan dengan peralatan pengontrol emisi terlengkap untuk pembangkit listrik batu bara di Indonesia.
Pembangkit batu bara yang terletak di kawasan Suralaya, Cilegon ini dioperasikan oleh PT Indo Raya Tenaga atau IRT. Perusahaan itu merupakan kongsi antara PT PLN IP dengan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), perusahaan yang mengendalikan konglomerat Prajogo Pangestu.
PLN IP memegang 51% saham pada IRT, sementara itu BRPT lewat afiliasinya, PT Barito Wahana Tenaga menghimpit 49% saham.
Bloomberg Technoz telah meminta konfirmasi kepada Direktur Utama BRPT Agus Salim Pangestu dan Presiden Direktur IRT Peter Wijaya terkait dengan rencana pengembangan dua unit ekspansi PLTU tersebut.
Termasuk ihwal komitmen penggunaan amonia hijau sebagai bahan bakar pendamping atau co-firing batu bara. Hanya saja permohonan konfirmasi tidak ditanggapi sampai berita ini tayang.
Desain Awal
IRT sempat menggandeng perusahaan industri berat asal Korea Selatan, Doosan Enerbility Co Ltd, untuk melakukan studi final optimasi amonia hijau sebagai bahan bakar pembangkit berkapasitas terpasang 2x1.000 MW itu pada akhir 2023.
Di sela pertemuan meja bundar antarbisnis di KTT Ke-43 Asean saat itu, IRT dan Doosan sepakat untuk mengembangkan peta jalan dan perencanaan atas permintaan dan rantai pasok amonia hijau di Indonesia.
“Ini merupakan bagian dari upaya manajemen Jawa 9 dan 10 untuk memperluas kapabilitasnya sebagai hibrida yang mampu berbahan bakar amonia hijau, serta menjawab tantangan dalam menciptakan permintaan dan rantai pasok amonia hijau,” papar IRT melalui keterangan resmi perusahaan, dikutip Jumat (8/9/2023).
Kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut dari studi akhir untuk memaksimalkan penggunaan amonia hijau dalam PLTU. Doosan telah terlebih dahulu meneliti teknologi co-firing 60% amonia pada tungku Jawa 9 dan 10 yang sebelumnya dilakukan IRT dan PLN.
“Kini Doosan tengah mengimplementasikan optimalisasi pembakaran amonia dengan target penggunaan secara komersial pada tahun 2027”, kata CEO Doosan Power System Myong Dong Ryu di sela kunjungan PLN dan PIP ke fasilitas pengembangan dan produksi Doosan Enerbility di Changwon, Korea, seperti dilansir di laman resmi IRT, Kamis (7/9/2023).
Berita ini telah tayang di bloombergtechnoz.com, dengan judul: PLTU Jawa 9 & 10 Kongsi PLN IP-Barito (BRPT) COD Bulan Depan