CILEGON - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menerima kunjungan kerja Asisten Deputi Pengembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Industri Manufaktur, Agro, Farmasi, dan Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Mochamad Edy Yusuf dalam rangka penguatan industri baja nasional pada Kamis, 17 Juli 2025 bertempat di Saphire Meeting Room Hotel Royal Krakatau, Cilegon. Agenda ini meliputi tinjauan kondisi aktual, kebutuhan penguatan daya saing, serta prioritas investasi dan realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan.
Dalam sambutannya, Mochamad Edy Yusuf menyampaikan bahwa Industri baja merupakan bagian integral dari kelompok industri logam dasar yang memiliki peran strategis sebagai fondasi pembangunan nasional.
"Kami memberikan atensi yang besar terhadap industri manufaktur khususnya baja karena kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi termasuk yg paling besar," kata Mochamad Edy Yusuf.
Namun demikian dirinya turut menjelaskan di tengah potensi dan dampak ekonomi yang besar, tantangan struktural tetap membayangi. Industri baja kini menghadapi kondisi kelebihan kapasitas yang serius. Kondisi ini diperparah dengan ekspor besar-besaran dari Tiongkok, yang sering dijual dengan harga sangat rendah di pasar internasional.
Dalam merespon hal ini, dirinya mendukung langkah transformasi Krakatau Steel dan Group sebagai BUMN yang memegang peranan kunci sebagai produsen baja terintegrasi di Indonesia.
"Penguatan industri baja nasional memerlukan dukungan kebijakan terintegrasi, perlindungan, pasar, jaminan bahan baku, insentif investasi, serta kolaborasi seluruh pihak, " ujarnya.
Upaya ini tidak hanya bertujuan mendorong peningkatan investasi di sektor hilir, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam penyerapan lapangan kerja, sekaligus memperkuat ketahanan industri baja nasional secara berkelanjutan, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi.
Sementara itu Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Akbar Djohan menjelaskan bahwa Perseroan saat ini sudah mulai menunjukkan sejumlah perbaikan dan titik terang, terlebih pasca diumumkan secara resmi bahwa Krakatau Steel tergabung di dalam holding Danantara Indonesia.
"Kehadiran Danantara memberikan secercah harapan untuk Perseroan, karena Krakatau Steel dikategorikan sebagai salah satu industri strategis nasional yang memiliki fungsi kemandirian dan ketahanan bangsa," ungkap Akbar Djohan.
Dirinya berharap kunjungan ini menghasilkan rekomendasi nyata dan sinergi semua pihak dalam memperluas kapasitas produksi Krakatau Steel dan Group, meningkatkan investasi dan menjadikan industri baja sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional yang mandiri, kompetitif, dan berkelanjutan.
Melanjutkan diskusi dalam ruang, seluruh rombongan turut diajak meninjau secara langsung fasilitas produksi di beberapa anak perusahaan Krakatau Steel Group, di antaranya Pabrik Hot Strip Mill #1, Pabrik Cold Rolling Mill milik PT Krakatau Baja Industri, fasilitas produksi PT Krakatau Pipe Industries, hingga fasilitas dermaga milik PT Krakatau Bandar Samudera. (Arie/red)